NAHKODA
EMPAT SEKAWAN
Judul
novel : Perahu Kertas
Pengarang : Dewi “ Dee “ Lestari
Penerbit : Bentang Pustaka
Kota
terbit : Yogyakarta
Tahun : Agustus 2009
Halaman : 444 halaman
Dewi lestari, yang bernama pane Dee,
lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Novel Perahu kertas ini sudah lebih dulu
dilansir dalam versi digital pada April 2008, dan kini diterbitkan atas kerjasama
antara truedee Books dan Bentang Pustaka. Naskah yang awalnya ditulis pada 1996
dan sempat mati suri selama 11 tahun ini akhirnya ditulis ulang oleh Dee pada
akhir 2007, menjadi Perahu Kertas sebagai novel pertamanya. Perahu Kertas
adalah karya Dee yang keenam sesudah Supernova, Ksatria, Puteri, dan Bintang
Jatuh,
Dalam novel Perahu Kertas dari Dewi
Lestari yang sangat menarik ini memiliki filosofis tentang pilihan dalam hidup.
Seperti yang disampaikan Dee, yaitu kita selalu menuju satu titik dengan diri
kita sendiri, hanya saja terkadang kita harus melalui berbagai jalan, termasuk
menjadi bukan diri kita sendiri.
Novel Perahu kertas oleh Dewi
Lestari banyak menggunakan bahasa-bahasa gaul, mungkin karena peran dalam novel
anak muda. Seperti kata-kata Ventᵌ, jij³,ja
dan lain-lain. Penceritaanya sangat menarik, membuat emosional pembacanya naik
turun, seperti konflik yang terjadi
antara Kugy dan Keenan dimana mereka dalam persahabatanya dilanda cinta namun
mereka saling memendam rasa tersebut, akan tetapi keenan justru berpacaran
dengan wanda. Dalam konflik ini seakan-akan pembaca menjadi jengkel, hal
ini salah satu yang membuat novel ini menarik.
Karakter Tokoh dalam novel Perahu
Kertas sangat kuat,penempatan titik emosional tokoh sangat baik. Dalam novel
ini Dewi Lestari atau akrab di panggil “ Dee “ membuat isi cerita menyatu padukan
cinta keluarga, sahabat, dan kekasih, menjadi hidangan ringan sekaligus padat,
edukatif, dan inspiratif. Pembaca akan merasakan kesedihan, senang mungkin akan
tertawa sendiri ketika membacanya, sangat menarik untuk dibaca, tidak hanya itu
pembaca akan mendapat inspirasi hidup dalam cerita ini.
Cerita dalam novel ini dimulai
ketika Keenan yaitu seorang remaja pria yang baru lulus SMA, yang selama enam
tahun tinggal di Amsterdam bersama neneknya pulang ke Indonesia.
Setelah
sampai di Indonesia Keenan diterima di Fakultas Ekonomi, di situ Keenan bertemu
dengan Kugy berkat pasangan Eko dan Noni, Eko adalah sepupu Keenan, sedangkan
Noni adalah sahabat Kugy sejak kecil. Mereka berempat berkuliah di Universitas
yang sama yaitu di Bandung, akhirnya mereka bersahabat karib. Dalam
persahabatanya itu lambat laun, Kugy dan Keenan yang memang sudah saling
mengagumi, mulai merasakan ketertarikan, namun mereka saling menutupi perasaanya
masing-masing dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan, yaitu Kugy yang
sudah memiliki kekasih yang bernama Joshua. Sementara itu Keenan juga lagi
dekat dengan wanda berkat dicomblangkan oleh Noni dan Eko.
Karena kesibukan masing-masing
persahabatan empat sekawan itu mulai merenggang. Kugy yang sibuk dengan menjadi
guru relawan di sekolah darurat, di suatu sisi Keenan mangalami patah hati
karena hubunganya kandas dengan Wanda, karena hal itu Keenan meninggalkan
kehidupanya di Bandung dan juga keluarganya di Jakarta. Ia pergi ke Ubud,
tinggal di tempat sahabat ibunya, Pak Wayan. Saat Keenan berada di tempat Pak
Wayan Ia mulai melupakan rasa sakit hatinya berkat Luhde Laksmi, keponakan Pak
Wayan, Keenan mulai bias melukis lagi Keenan menciptakan lukisan serial yang
menjadi terkenal dan diburu para kolektor.
Selain itu Kugy yang juga lama-lama
juga merasakan kehilangan sahabat-sahabatnya dan mulai kesepian di Bandung, Ia
menata ulang hidupnya dengan lulus kuliah secepat mungkin dan Kugy bekerja
sebuah biro iklan di Jakarta. Di sisi lain Keenan juga tidak bias selamanya
tinggal di Bali dikarenakan kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk, Keenan
terpaksa kembali ke Jakarta menjalankan perusahaan keluarganya.
Ketika di Jakarta pertemuan Kugy dan
Keenan tidak terelakkan, bahkan empat sekawan itu bertemu lagi dengan kondisi
yang sudah berbeda. Akhirnya mereka di uji kembali dalam kisah cinta dan
persahabatan yang ntah kemana perginya. Kisah mereka diibaratkan seperti perahu
kertas yang dihanyutkan di parit,di empang, di kali, di sungai tetapi selalu
bermuara di tempat yang sama. Diwarnai pergelutan idealism, persahanatan, tawa,
tangis, dan cinta “ Perahu Kertas “ tak lain adalah kisah perjalanan hati yang
kembali pulang menemukan rumahnya.
Novel ini termasuk fiksi
penceritaanya sangat menarik bagi pembaca dan membuat naik turun emosi
pembacanya lewat karakter tokoh dalam novel, bahasa yang digunakan juga sangat
digemari karena menggunakan bahasa anak muda. Selain itu novel Perahi Kertas
ini lebih menarik lagi karena dimuat juga di layar lebar oleh sentuhan tangan
sutradara ternama yaitu Hanung Bramantyo akan menambah cantik coverage novel
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar