Rabu, 26 Juni 2013

Resensi Novel Perahu Kertas



NAHKODA EMPAT SEKAWAN

Judul novel      : Perahu Kertas
Pengarang       : Dewi “ Dee “ Lestari
Penerbit           : Bentang Pustaka
Kota terbit       : Yogyakarta
Tahun              : Agustus 2009
Halaman          : 444 halaman

            Dewi lestari, yang bernama pane Dee, lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Novel Perahu kertas ini sudah lebih dulu dilansir dalam versi digital pada April 2008, dan kini diterbitkan atas kerjasama antara truedee Books dan Bentang Pustaka. Naskah yang awalnya ditulis pada 1996 dan sempat mati suri selama 11 tahun ini akhirnya ditulis ulang oleh Dee pada akhir 2007, menjadi Perahu Kertas sebagai novel pertamanya. Perahu Kertas adalah karya Dee yang keenam sesudah Supernova, Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh,

            Dalam novel Perahu Kertas dari Dewi Lestari yang sangat menarik ini memiliki filosofis tentang pilihan dalam hidup. Seperti yang disampaikan Dee, yaitu kita selalu menuju satu titik dengan diri kita sendiri, hanya saja terkadang kita harus melalui berbagai jalan, termasuk menjadi bukan diri kita sendiri.
            Novel Perahu kertas oleh Dewi Lestari banyak menggunakan bahasa-bahasa gaul, mungkin karena peran dalam novel anak muda. Seperti kata-kata VentįµŒ, jij³,ja dan lain-lain. Penceritaanya sangat menarik, membuat emosional pembacanya naik turun, seperti konflik yang terjadi antara Kugy dan Keenan dimana mereka dalam persahabatanya dilanda cinta namun mereka saling memendam rasa tersebut, akan tetapi keenan justru berpacaran dengan wanda. Dalam konflik ini seakan-akan pembaca menjadi jengkel, hal ini salah satu yang membuat novel ini menarik.
            Karakter Tokoh dalam novel Perahu Kertas sangat kuat,penempatan titik emosional tokoh sangat baik. Dalam novel ini Dewi Lestari atau akrab di panggil “ Dee “ membuat isi cerita menyatu padukan cinta keluarga, sahabat, dan kekasih, menjadi hidangan ringan sekaligus padat, edukatif, dan inspiratif. Pembaca akan merasakan kesedihan, senang mungkin akan tertawa sendiri ketika membacanya, sangat menarik untuk dibaca, tidak hanya itu pembaca akan mendapat inspirasi hidup dalam cerita ini.
            Cerita dalam novel ini dimulai ketika Keenan yaitu seorang remaja pria yang baru lulus SMA, yang selama enam tahun tinggal di Amsterdam bersama neneknya pulang ke Indonesia.
Setelah sampai di Indonesia Keenan diterima di Fakultas Ekonomi, di situ Keenan bertemu dengan Kugy berkat pasangan Eko dan Noni, Eko adalah sepupu Keenan, sedangkan Noni adalah sahabat Kugy sejak kecil. Mereka berempat berkuliah di Universitas yang sama yaitu di Bandung, akhirnya mereka bersahabat karib. Dalam persahabatanya itu lambat laun, Kugy dan Keenan yang memang sudah saling mengagumi, mulai merasakan ketertarikan, namun mereka saling menutupi perasaanya masing-masing dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan, yaitu Kugy yang sudah memiliki kekasih yang bernama Joshua. Sementara itu Keenan juga lagi dekat dengan wanda berkat dicomblangkan oleh Noni dan Eko.
            Karena kesibukan masing-masing persahabatan empat sekawan itu mulai merenggang. Kugy yang sibuk dengan menjadi guru relawan di sekolah darurat, di suatu sisi Keenan mangalami patah hati karena hubunganya kandas dengan Wanda, karena hal itu Keenan meninggalkan kehidupanya di Bandung dan juga keluarganya di Jakarta. Ia pergi ke Ubud, tinggal di tempat sahabat ibunya, Pak Wayan. Saat Keenan berada di tempat Pak Wayan Ia mulai melupakan rasa sakit hatinya berkat Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan, Keenan mulai bias melukis lagi Keenan menciptakan lukisan serial yang menjadi terkenal dan diburu para kolektor.
            Selain itu Kugy yang juga lama-lama juga merasakan kehilangan sahabat-sahabatnya dan mulai kesepian di Bandung, Ia menata ulang hidupnya dengan lulus kuliah secepat mungkin dan Kugy bekerja sebuah biro iklan di Jakarta. Di sisi lain Keenan juga tidak bias selamanya tinggal di Bali dikarenakan kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk, Keenan terpaksa kembali ke Jakarta menjalankan perusahaan keluarganya.
            Ketika di Jakarta pertemuan Kugy dan Keenan tidak terelakkan, bahkan empat sekawan itu bertemu lagi dengan kondisi yang sudah berbeda. Akhirnya mereka di uji kembali dalam kisah cinta dan persahabatan yang ntah kemana perginya. Kisah mereka diibaratkan seperti perahu kertas yang dihanyutkan di parit,di empang, di kali, di sungai tetapi selalu bermuara di tempat yang sama. Diwarnai pergelutan idealism, persahanatan, tawa, tangis, dan cinta “ Perahu Kertas “ tak lain adalah kisah perjalanan hati yang kembali pulang menemukan rumahnya.
            Novel ini termasuk fiksi penceritaanya sangat menarik bagi pembaca dan membuat naik turun emosi pembacanya lewat karakter tokoh dalam novel, bahasa yang digunakan juga sangat digemari karena menggunakan bahasa anak muda. Selain itu novel Perahi Kertas ini lebih menarik lagi karena dimuat juga di layar lebar oleh sentuhan tangan sutradara ternama yaitu Hanung Bramantyo akan menambah cantik coverage novel ini.